(kutipan novel karya Setya Gustina Riwayat )
PART I Penyesalan dan kenangan
Cinta “ ? sebuah
pertanyaan besar dalam hidupku ketika aku beranjak menggapai lamunan senja.
Keindahan cinta yang tak dapat aku artikan namun hanya dapat aku rasakan,
begitu indah namun terkadang menyakitkan “ pikirku kosong “
Mimpi akan cinta yang
bisa membawaku terbang menuju cakrawala sang pencipta, tuk menggapai keindahan
tanpa kesakitan,, “ cinta yang penuh misteri dan tak ada jawaban pasti akan
cinta. Semuanya mengalir bagai aliran darah yang mengisi nadiku. Tak terlihat
namun ada.
Ukiran nama cinta yang
waktu itu memberiku sejuta alasan untuk selalu tersenyum dengannya, selalu ada
untuk melihatnya, sampai aku mengenal indah matanya yang menjadi penglihatan
cintaku akan cintanya.” Semuanya masih teringat jelas, teriak aku meminta tuhan
untuk buatku abadi hingga seribu tahun lagi, biar aku tahu apa akhir dari cinta
yang sebenarnya”
Kudengar senandung
malam saat aku harus tersadar akan dirinya,. Sebuah kisah dimasa lalu yang
selalu ada dimasa kini, sebuah kenagan yang tak bisa aku kenang, dan sebuah kisah
yang belum menjadi sebuah sejarah, semuanya masih ada tampak walau nyatanya
tiada. Hanya puisi itu menjadi saksi akan kekuatan cinta yang dulu pernah
dimilikinya,, kisah yang sampai saat ini masih ku simpan rapi di dalam hatiku
dan tak mungkin akan tergantikan sekalipun cinta itu akan memberikanku sebuah
harapan, kini aku tak percaya “
Tuhan penyesalanku begitu dalam” kini
aku Terdiam menatap ilusi kesendirian ,diriku seakan terbiar dalam kehampaan
dan kebekuan jiwa yang menjelma , kedinginan nurani selalu menemaniku yang selalu merindu tentang kehangatan dan bermimpi tentang
keindahan, namun semua itu hanya lamunan bodoh yang tak kunjung menjadi
kenyataan “
Hidupku terbunuh
ketidakpastian, cinta yang mengajarkanku untuk bahagia kini mengawalku untuk
masuk dalam jurang kepedihan, sampai detik ini aku masih kalah “ kalah oleh
perasaanku sendiri akan dirinya.. kini hatiku terpasung kesendirian dan seakan
menggugurkan semua harapan, biarlah rembulan berlalu menyinari tanpa sempurna”
biarku dapat melihat rebulan ke seribu yang sempurna untuk menemani
kehampaanku”
Cinta memang sulit aku
artikan, kesalahan akan janji yang aku ingkari kini semua berbalik menghujam
kehidupanku, aku termakan omonganku untuk bisa mencintainya dengan sepenuh
hati,, namun aku sadar semua itu bohong dan janji untuk abadi tak sempat aku
tepati dia telah dulu pergi “
tunggu cerita selanjutnya hehe ^_^
tunggu cerita selanjutnya hehe ^_^
kak, novel nya di terbitin ya?
BalasHapusPake penerbit apa?