one day in your life

TIADA HIDUP TANPA KEKALAHAN DAN KEJATUHAN

Rabu, 09 Februari 2011

i dont know ???


Menjadi cerdas, tidak berarti mengetahui segala jawaban. Terkadang,   jawaban paling cerdas yang kita dapat katakan adalah "Saya tidak tahu".   Diperlukan rasa percaya diri dan kecerdasan extra untuk mengakui   ketidaktahuan kita. Dan saat kita melakukannya, kita sedang dalam  proses mempelajari jawaban sesungguhnya.

 Seringkali. karena alasan kebanggaan dan mencegah rasa tidak aman,   kita mengatakan tahu, padahal kita tidak tahu. Lewat cara ini, kita telah   menyia-nyiakan kesempatan untuk belajar lebih lanjut. Percayalah, tidak   ada salahnya kita tidak mengetahui suatu hal.

Bagian penting dari kebijaksanaan adalah mengetahui batas pengetahuan   kita. Mengetahui apa yang kita tahu dan apa yang kita tidak tahu.   Orang yang benar-benar cerdas adalah orang yang tahu dan mengerti,  bahwa tak semua pertanyaan dapat ia jawab. Orang yang benar-benar  cerdas, adalah orang yang mau bertanya, mau belajar, mau bertumbuh.

Setidaknya jika kita mampu memahami kapsitas kepahamahan kita,sesungguhnya kita mampu jujur pada diri sendiri.
 dan Gunakan pengetahuan yang kita miliki, dan miliki pengetahuan yang kita  perlukan. Itu adalah jalan terbaik yang dapat kita tempuh.

ease and difficulty (kemudahan dan kesulitan)


Tidak semua kemudahan di kehidupan ini dirasakan oleh tiap manusia
Tidak semua kesusahan di kehidupan ini selalu datang terus-menerus
dalam kehidupan kita

Kemudahan yang kita terima
bukan berarti kita telah berkenan di hadapan-Nya
Kesusahan yang kita terima
bukan berarti kita jauh dari-Nya

Walaupun kesusahan bukan pilihan awal semua manusia
untuk dapat mengerti kehidupan ini
tetapi kita harus belajar menerima kesusahan
semudah kita menerima kemudahan dalam kehidupan ini

Karena kemudahan dan kesusahan sebenarnya bukan pilihan
kemudahan dan kesusahan adalah proses kehidupan
yang diberikan oleh-Nya pada tiap manusia
agar manusia dapat mengerti arti kehidupan yang
dijanjikanNya

Sia-sialah semua yang kita lakukan
bila pada akhirnya kita tidak dapat mengerti
akan keterikatan keberadaan kita
terhadap kehidupan yang diciptakanNya.

thinking and big hearts


Sahabat,
Mengapa orang takut kepada orang lain? Mengapa banyak orang merasa sadar diri jika berada diantara orang lain? Apa yang terletak di balik rasa malu? Apa yang dapat kita lakukan terhadap rasa ini?

Ketakutan akan orang lain adalah ketakutan besar. Akan tetapi ada cara untuk menaklukanya jika anda mau belajar menempatkan mereka pada “perpestif yang benar.”

Berikut adalah sebuah cerita yang menarik yang dapat menumbuhkan kepercayaan diri dan menghilangkan rasa takut akan orang lain.

Sebelum masuk tentara dalam perang dunia II, saya takut-takut hampir kepada semua orang. Anda tidak akan percaya betapa pemalu dan cemasnya saya waktu itu. Saya merasa semua orang jauh lebih cerdik daripada saya. Saya khawatir mengenai fisik dan mental saya yang tidak memadai. Saya kira saya kahir untuk gagal.

Kemudian, suatu kebetulan yang menguntungkan membuat saya kehilangan rasa takut saya akan orang selama saya berdinas di Angkutan Darat. Selama sebagian dari tahun 1942 dan 1943, ketika angkatan darat melantik anggota secepat mungkin, sayab ditempatkan sebagai perawat medis di sebuah kamp bersar.
Hari demi hari saya membantu memeriksa orang-orang itu. Semakin banyak saya melihat prajurit baru itu, semakin kurang rasa takut saya kepada orang.

Semua orang yang dibariskan telanjang bulat itu tampak serupa.
Memang ada yang gemuk dan kurus,
jangkung dan pendek,
tetapi mereka semua sama-sama bingung sama-sama kesepian.
Padahal beberapa sebelumnya sebagian dari mereka adalah para eksekutif muda yang sedang menanjak.
Sebagian adalah petani,
sebagian adalah wiraniaga,
gelandangan
dan pekerja kasar.
Beberapa hari sebelumnya, mereka adalah orang dengan bermacam-macam jabatan.
Namun,
di depot pelantikan mereka semua sama.

Saya memikirkan sesuatu yang mendasar saat itu.  
Saya tahu bahwa orang pada dasarnya mempunyai lebih banyak pesamaan daripada perbedaan.
Saya mengetahui bahwa orang lain mirip sekali dengan saya.
Ia menyukai makanan yang enak,
ia merindukan keluarga dan teman,
ia ingin maju,
dan ia mempunyai masalah.
Ia juga suka rilek.
Jadi, saya tidak perlu takut kepadanya.

arti kebahagiaan


Di suatu sore seorang petani dan istrinya bergandengan tangan dan berpayungkan daun pisang menyusuri jalan sepulang dari sawah sambil diguyur air hujan, dan tak lama kemudian lewatlah sebuah motor di depan mereka, berkatalah petani ini pada istrinya "lihatlah bu, betapa bahagianya suami istri yang naik motor itu, meskipun mereka juga kehujanan, tapi mereka bisa cepat sampai dirumah, tidak seperti kita yang harus lelah berjalan untuk sampai kerumah".

Sementara itu pengendara sepeda motor dan istrinya yang sedang berboncengan di bawah derasnya air hujan melihat sebuah mobil pick up lewat didepan mereka, pengendara motor itu berkata kepada istrinya "lihat bu, betapa bahagianya orang yang naik mobil itu, mereka tidak perlu kehujanan seperti kita". 

Di dalam mobil pick up yang dikendarai sepasang suami istri terjadi perbincangan ketika sebuah mobil sedan Mercy lewat dihadapan mereka "lihatlah bu, betapa bahagia orang yang naik mobil bagus itu, mobil itu pasti nyaman di kendarai, tidak seperti mobil kita yang sering mogok". 

Pengendara Mercy itu seorang pria kaya, dan ketika dia melihat sepasang suami istri yang berjalan bergandengan tangan di bawah guyuran air hujan, pria kaya itu berkata dalam hatinya "betapa bahagianya suami istri itu, mereka dengan mesranya berjalan bergandengan tangan sambil menyusuri indahnya jalan di pedesaan ini, sementara aku dan istriku tidak pernah punya waktu untuk berdua karena kesibukan kami masing-masing". 

Sahabat 
Kebahagiaan tak akan pernah kita miliki jika kita hanya melihat kebahagiaan milik orang lain, dan selalu membandingkan hidup kita dengan hidup orang lain. 

Sahabat
Bersyukurlah atas nikmat hidup ini dan kita akan tahu di mana kebahagiaan itu berada.
Bahagia itu ada di dalam diri, dihati setiap insan yang lapang akan kesyukuran.

disaat aku mengingatmu


Disaat daku tua, bukan lagi diriku yang dulu.
Maklumilah diriku, bersabarlah dalam menghadapiku.

Disaat daku menumpahkan kuah sayuran dibajuku,
Disaat daku tidak lagi mengingat cara mengikatkan tali sepatu,
Ingatlah saat-saat bagaimana daku mengajarimu,
Membimbingmu untuk melakukannya.

Disaat daku dengan pikunnya mengulang terus-menerus ucapan yang membosankan mu,
Bersabarlah mendengarkanku, jangan memotong ucapanku,
Dimasa kecilmu. Daku harus mengulang dan mengulang terus sebuah cerita yang telah daku ceritakan ribuan kali, hingga dirimu terbuai dalam mimpi.

Disaat daku membutuhkanmu untuk memandikanku,
Janganlah menyalahkanku. Ingatkah dimasa kecilmu?,
Bagaimana daku dengan berbagai cara membujukmu untuk mandi.

Disaat daku kebingungan mengahadapi hal-hal baru dan teknologi modern,
Janganlah menertawaiku,
Renungkanlah bagaimana daku dengan sabarnya menjawab menjawab setiap “mengapa” yang engkau ajukan disaat itu.

Disaat kedua kakiku terlalu lemah untuk berjalan,
Ulurkanlah tanganmu yang muda dan kuat untuk memapahku.
Bagaikan dimasa kecilmu daku menuntunmu melangkahkan kaki untuk belajar berjalan.

Disaat daku melupakan topik pembicaraan kita,
Berilahsedikit waktu padaku untuk mengingatnya.
Sebenarnya, topik pembicaraan bukanlah hal yang penting bagiku, asalkan engkau berada disisiku untuk mendengarkanku, daku telah bahagia.

Disaat engkau melihat diriku menua, janganlah bersedih.
Maklumilah diriku, dukunglah daku,
Bagaikan daku terhadapmu disaat engkau mulai belajar tentang kehidupan.

Dulu daku menuntunmu menapaki jalan kehidupan ini,
Kini temanilah daku hingga akhir jalan hidupku,
Berilah daku cinta kasih dan kesabaranmu,
Daku akan menerimanya dengan senyuman penuh syukur.
Di dalam senyumku ini, tertanam kasihku yang tak terhingga padamu